Forum Ekonomi Dunia, Rabu kemarin di Geneva, Swiss, mengumumkan peringkat kompetitif ekonomi dunia. Dari daftar itu Indonesia menempati peringkat ke 46 dari 142 negara di dunia. Meskipun nilainya masih sama dengan tahun lalu yaitu 4,4 (skala 1-7), akan tetapi posisi ini turun 2 peringkat dari tahun sebelumnya yaitu 44.
Masalah terbesar yang menghambat dunia bisnis di Indonesia adalah korupsi. Setelah korupsi yang dikeluhkan 15,4% responden, masalah ketidakefisienan birokrat menempati peringkat kedua dengan keluhan sebanyak 14,3%. Setelah itu berturut-turut masalah Indonesia yang menghambat bisnis adalah infrastruktur (9,5%), stabilitas politik (7,4%), akses finansial (7,2%), rendahnya tenaga kerja terdidik (6,3%), etika kinerja yang tidak efisien (6,2%), stabilitas pemerintahan (6,1%), inflasi (6,1%), regulasi pajak (6%), tarif pajak (4,2%), keterbatasan aturan tenaga kerja (3,6%), kriminalitas (2,7%), buruknya pelayanan kesehatan (2,5%) dan kebijakan mata uang asing (2,3%).
Indonesia setidaknya sedikit bangga karena posisinya masih lebih daripada Brasil (53), India (56), Rusia (66), dan Yunani (90). Untuk tingkat Asia Tenggara, Indonesia seperti biasa selalu kalah dari Singapura (2), Malaysia (21) dan Thailand (39). Negara yang memiliki tingkat ekonomi kompetitif terbaik adalah Swiss, diikuti Singapura, Swedia, Finlandia, dan Amerika Serikat.
Peringkat yang diumumkan selama lebih dari 30 tahun terakhir ini menggunakan data ekonomi dan survei terhadap sekitar 15.000 eksekutif bisnis dunia ini menempatkan Swiss sebagai negara dengan tingkat ekonomi paling kompetitif tahun 2011. Selanjutnya 10 besar secara berturutan didiami oleh Singapura, Swedia, Finlandia, Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Denmark, Jepang dan Inggris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar