Salah satu judul surat kabar lokal (Palembang) hari ini adalah "Konsumsi Pertamax turun 40%". Jika dibaca dengan seksama, hal ini disebabkan karena margin harga Pertamax dengan Premium yang terlalu besar. Premium tetap bertahan di Rp. 4,500.00 per liter dan Pertamax terus melambung ke Rp. 9,550.00 per liter. Pemerintah terus mencari formula agar masyarakat luas menggunakan Pertamax yang tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tapi tidak ada satupun formula yang direalisasikan hanya berupa wacana yang dilempar. Ada juga program dengan memberikan undian hadiah bagi pemakai Pertamax tapi hanya periode tertentu.
Sekedar saran saja, karena salah satu jajaran pengurus Pertamina dahulunya pernah menjadi bankir, bagaimana dipergunakan sistem poin seperti tabungan di bank Pak. Setiap pembelian 1 liter Pertamax mendapat 1 poin. Poin yang terkumpul dapat dipergunakan untuk menukar sejumlah hadiah yang telah ditentukan. Untuk pengumpulan poin tersebut menggunakan kartu pintar seperti kartu anjungan tunai mandiri (ATM). Kartu pintar itu juga dipergunakan untuk mendapatkan pemotongan pajak kendaraan bermotor yang digunakan tiap tahunnya. Tapi pemotongan itu setelah digunakan dengan batasan tertentu.
Bisakah ide ini direalisasikan Pertamina ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar