Sewaktu pulang melakukan kewajiban profesionalku, aku sempat singgah di salah satu rumah makan di bilangan kolonel atmo Palembang. Sambil menyantap mie halal aku mengamati seorang ibu tua yang sedang duduk di depan toko. Dengan pakaian yang lusuh dan gerakan tubuhnya yang mengacungkan tangan kepada setiap orang yang berjalan di depan toko terlihat sepertinya ibu yang berbadan sedikit tambun ini berptofesi sebagai pengemis.
Rasa iba sedikit menyeruak ke benakku. Jika acara santap siangku selesai maka sisa recahan akan kuberikan kepada ibu tua itu berkulit sawo matang sekali itu. Ketika hendak membersihkan mulut dan tanganku, aku melihat fenomena yang di luar dugaanku. Ibu tua tadi berdiri dari tempatnya menuju tempat lain sambil melakukan gerakan sedikit bersembunyi. Ternyata ibu tua itu mengangkat telepon selular dari balik kaos pemenangan salah satu calon Gubernur yang dikenakannya. Ibu tua itu berbincang kurang lebih selama 2 menit entah dengan siapa.
Ternyata pengemis sekarang tidak seperti dulu lagi. Sudah tidak gagap teknologi, meskipun dari kejauhan terlihat telepon selular yang dikuasainya bukan menggunakan teknologi QWERTY dan memiliki layar berwarna. Sambil keluar rumah makan itu aku hanya tersenyum kecil ke arah ibu itu yang mengadahkan tangannya ke arahku. Apakah sekarang telepon selular tidak ada harganya lagi atau sudah menjadi kebutuhan primer setiap orang? What a life.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar