Kebanyakan orang Indonesia ingin terlihat modern dan peka teknologi. Dari segi bahasa, agar terlihat modern, lebih suka menggunakan da mengadopsi bahasa asing. Dari segi perilaku juga ingin terlihat dengan menggunakan teknologi terkini biar tidak dibilang ketinggalan zaman.
Seorang bapak menggenggam telepon genggam dengan layar sentuh yang bermerk internasional masuk ke toilet di terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta. Sebelum masuk toilet, pria yang mengenakan baju biru dengan lambang olahragawan berkuda tersebut bercakap dengan rekannya, "waduh delay pula garuda nih, waste time aja cepat-cepat ke sini". Di toilet beliau membuang air kecil. Setelah selesai beliau menekan tombol merah di atas toliet. "aduh rusak lagi nih toilet", gumam beliau sambil terus menerus menekan tombol merah.
Bapak tersebut tidak mengetahui ternyata toilet tersebut telah menggunakan sensor panas tubuh untuk melakukan penyiraman. Alat akan bekerja secara otomatis setelah kita meninggalkan toilet.
Bapak tadi tidak sendirian, ternyata ada 2 bapak yang membuang air kecil dengan beliau melakukan hal yang sama Kedua bapak tersebut boleh dikatakan wajar jika tidak mengetahui teknologi tersebut karena keduanya orang tua yang sudah tidak waktu untuk mempelajari teknologi dan kemodernan.
Dari 3 tempat buang air kecil, 2 tempat rusak tombol merahnya meskpun masih bisa mendeteksi panas tubuh. Kebanyakan orang Indonesia ingin terlihat modern dan peka teknologi tapi tidak bisa menggunakannya dengan baik dan benar. Modern bukan hanya tampilan tapi juga masalah budaya.